Subscribe Us

header ads

Penjelasan : Embuh Pagi | 6 November 2025 " Semua Sudah Benar Adanya"

Aziz Amin | Wong Embuh, Penulis Buku "Aku Wong Embuh"

oleh Aziz Amin | Wong Embuh
Trainer & Professional Hypnotherapist – Filsuf Embuhisme


Ada kalimat yang sederhana tapi menenangkan:
“Semua sudah benar adanya.”

Bukan karena hidup selalu berjalan sesuai rencana,
tapi karena dalam pandangan Embuhisme, setiap peristiwa memiliki tempatnya sendiri dalam tatanan kesadaran Ilahi.
Yang datang membawa pesan,
yang pergi meninggalkan pelajaran.
Yang menyakitkan menumbuhkan kedewasaan,
dan yang membahagiakan meneguhkan rasa syukur.

Kita sering ingin hidup ini lurus, datar, dan sesuai harapan.
Namun, hidup bukan jalan tol ia lebih mirip sungai yang berkelok, membawa kita melalui berbagai arus: deras, tenang, bahkan kadang berputar di pusaran yang melelahkan.
Tapi semua aliran itu, sejatinya, tetap menuju lautan yang sama kehendak Allah Ta’ala.


Filsafat Embuhisme: Letting Go dalam Kehidupan

Dalam ajaran Embuhisme, kata “Embuh” bukan berarti pasrah buta, tapi pasrah sadar sebuah bentuk letting go yang berakar pada kesadaran tertinggi bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan kebijaksanaan-Nya.

Ketika Embuhisme berkata,

“Mbuh priben carane, kersane Gusti Allah,”

itu bukan kalimat putus asa, tapi ungkapan dari jiwa yang telah berdamai dengan takdir.
Ia tahu, tak semua hal bisa dijelaskan logika manusia,
tapi semua hal pasti mengandung hikmah yang bisa diselami oleh hati yang tenang.

Letting go dalam Embuhisme bukan berarti menyerah,
melainkan melepaskan cengkeraman ego yang ingin segalanya berjalan sesuai keinginan.
Ego berkata, “Aku harus begini.”
Tapi hati yang Embuh berkata,

“Biarlah Gusti Allah yang mengatur caranya.”

Dalam titik inilah, manusia merasakan kebebasan sejati bebas dari ketegangan, kekecewaan, dan ketakutan.
Karena ia tidak lagi menggenggam hidup,
tapi hidup menggenggamnya dalam keikhlasan.


Hidup, Kehidupan, dan Penghidupan

Tiga kata yang sering kita ucapkan tapi jarang kita renungi:
hidup, kehidupan, dan penghidupan.

  • Hidup adalah napas yang diberikan.
  • Kehidupan adalah perjalanan yang dijalani.
  • Penghidupan adalah cara kita memaknainya.

Orang yang hanya sekadar hidup, sering merasa sempit dan tertekan.
Tapi orang yang memahami kehidupan, melihat bahwa setiap kejadian baik, buruk, mudah, sulit hanyalah latihan bagi jiwanya untuk naik kelas.
Dan orang yang menemukan penghidupan, menjadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur, belajar, dan memberi makna.

Dalam setiap cobaan tersembunyi undangan:
undangan untuk naik level kesadaran.
Dalam setiap kehilangan, terselip ajakan untuk menemukan diri sejati.


Tidak Ada yang Keliru

Hidup bukan tentang mengubah takdir,
tapi memahami maksud di balik setiap peristiwa.
Yang tampak salah hari ini, bisa jadi sedang membentuk kebenaran yang belum selesai.
Banyak hal baru terlihat “benar” setelah kita menempuh waktu dan jarak tertentu.
Baru kita sadar, “Oh, ternyata begini maksud-Nya.”

Maka, jangan tergesa menilai.
Berhentilah melawan arus yang sedang membawa pelajaran.
Tenangkan diri, jalani peranmu dengan sadar.
Karena pada akhirnya,
tidak ada yang keliru, hanya ada yang belum kita pahami.


🌞 Penutup: Tenanglah, Semua Sudah Benar Adanya

Dalam sunyi pagi, ketika Embuhisme berbisik lembut:

“Mbuh priben carane, kersane Gusti Allah,”

kita diajak untuk let go melepaskan kendali yang tidak pernah benar-benar kita punya.
Menyerahkan semua pada Sang Pengatur Skenario,
yang menulis kisah hidup ini dengan kebijaksanaan yang jauh melampaui pemahaman kita.

Maka tenanglah.
Jalani hari ini dengan senyum, dengan sadar, dan dengan hati yang lapang.
Sebab benar kata Embuhisme:
semua sudah benar adanya karena semuanya sedang mengajarkan sesuatu.


{{{ Positif, Sehat, dan Bahagia }}}

📍Brebes, 6 November 2025
Aziz Amin | Wong Embuh
Trainer & Professional Hypnotherapist
✆ 0858-6767-9796

📢 Ikuti Channel: s.id/chl-akuwongembuh
💬 Gabung WAG Pandopokan Embuh: s.id/wag-pandopokanembuh

Artikel ini telah di publish di kompasiana.com